Thursday 28 February 2013


A Good Day to Die Hard? maybe yes, maybe no

Rated 15 Director Daniel Espinosa Starring Bruce Willis, Jai Courtney Screenplay David Guggenheim Distributor 20th Century Fox Running time 97 mins 

A Good Day to Die Hard adalah instalment kelima dari franchise ini, diawali dengan Die Hard (1988), Die Hard 2(1992), Die Hard : With A Vengeance(1995) dan Die Hard 4.0./Live Free or Die Hard(2009). Di film terbaru ini John McClane tidak sendirian tapi ditemani oleh anaknya Jack McClane sebagai sidekick barunya. Ini ketiga kalinya McClane mempunyai sidekick yang menemaninya sepanjang film setelah solo di dua film pertamanya. Sebelumnya Sammy Jackson menemaninya menyetir taksi di Vengeance dan Edward Furlong membantunya mengutak atik komputer di Die Hard 4.0., kali ini bintang Spartacus, Jai Courtney, yang jadi tandemnya.

Dikisahkan sang ayah John McClane(Willis) mencari anaknya Jack(Courtney) yang dikabarkan ditahan di penjara Rusia karena kasus pembunuhan. Dengan rencana untuk mengeluarkannya, John pergi ke Rusia. Namun ternyata ia malah mengacaukan operasi rahasia CIA yang dioperasikan oleh anaknya, Jack, yang ternyata agen rahasia CIA. Karena operasi yang gagal, mereka berdua harus menyelamatkan ilmuwan Rusia bernama Komarov(Sebastian Koch) yang dikejar-kejar pasukan pembunuh karena menyimpan rahasia petinggi Rusia yang bisa membuat sang petinggi masuk penjara. CIA berkepentingan karena mereka tidak mau sang petinggi Rusia ini menjadi presiden Rusia, well, CIA selalu berkepentingan di belahan dunia manapun bukan? 

yeah smile Bruce, your movie got more money than your buddy Arnie and Sly

And the story go on, dar! der! dor! bang! bang! boom!! tembak sana tembak sini, kebut-kebutan, ledakan, Die Hard style. Well, at least that what I thought. Salah satu hal yang menarik dari franchise ini adalah tiap film selalu menampilkan adegan action yang baru dan berbeda dari film-film sejenis. Contoh, Die Hard menampilkan adegan tembak-menembak di dalam gedung dengan cara gerilya dan tiap lantai berbeda dari lantai lainnya tidak ada yang sama setnya, cukup keren pada jamannya bukan? Die Harder, one of the most memorable moment, ketika McClane membakar avtur yang tercecer di tanah dan meledakkan pesawat, awesome!! Vengeance, bermain Simon Says sambil memecahkan puzzle dan treasure hunting di NYC dengan taksi kuning simbol Big Apple? okay for me!! Die Hard 4.0, adegan mobil meluncur ke atas di mulut terowongan yang ditabrakkan ke helikopter, adegan ini cukup keren walapun sedikit lebay. Intinya adalah film kelima ini memberikan action yang cukup senafas dengan 3 film sebelumnya, yang sempat kurang di film keempat. Adegan kebut-kebutan yang cukup panjang di awal film lumayan intens dan adegan tabrak-menabraknya cukup inovatif. Belum pernah ada adegan truk lapis baja meloncat dari flyover dan menabrak silinder beton seheboh itu, puas rasanya. Tapi justru adegan tembak-menembaknya biasa saja untuk ukuran film action jaman sekarang, tidak ada yang terlalu istimewa dari adegan dar der dor di film sepanjang 97 menit ini. Malah pace film ini sempat mengendur dan turun di 1/4 film terakhir, hanya sedikit naik di akhir-akhir film. Seperti kehabisan napas di tengah-tengah film karena semua trik sudah dikeluarkan di awal film. Adegan terakhirnya pun kurang wow untuk sebuah film yang sudah mengumbar full action di awal film, sedikit antiklimaks. Note, entah kenapa helikopter menjadi overused sekali di film ini. Seperti tidak ada war machine yang lebih efektif untuk membunuh McClane family, same trick different place. Dialog dan skripnya klise tipikal film action walaupun joke ala McClane bisa lucu di beberapa adegan. Dan entah kenapa selalu ada dialog ‘we got company’ setiap kali ada musuh muncul di film action? It’s lame dude! 

scene yang ditunggu semua lelaki tapi ternyata hanya sepersekian detik, mengecewakan!

Yang patut diperhatikan di film ini adalah Yulia Snigir, cantik sekali. Entah kenapa wajahnya bisa berubah setiap kali berganti scene atau berganti personality, or is it just me? Walaupun mendapat cukup banyak screen time, tapi kurang gimana gitu dan hanya sekedar menjadi eye candy. Oh ya, Marie Elizabeth Winstead kembali sebagai Lucy McClane, walaupun cuma muncul sekitar 10 menit tapi cukup untuk mengobati kangen fans-fansnya, I miss you Ramona Flowers!! Sepertinya yang kurang adalah chemistry antara Willis dan Courtney sebagai bapak anak. Baiklah joke diantara mereka cukup lucu tapi seperti kurang terlihat bapak anak walaupun sama-sama botak. Satu lagi, McClane kurang berdarah-darah di film ini. Ia terlihat sehat walafiat, not even a scratch walaupun sudah ditembaki oleh helikopter tempur Rusia sekalipun. Membuatnya menjadi lebih seperti seorang superhero daripada pensiunan polisi dari LA. Sepertinya itu yang hilang walaupun tidak sepenuhnya dari film ini, McClane yang terlihat keren dengan luka-luka yang berdarah dan keringat yang mengucur sambil tetap melontarkan lelucon garingnya. Atau mungkin karena botox berlebih sehingga muka Bruce Willis terlihat kaku dan sulit berekspresi?
Sedikit goofs, sepertinya ada adegan yang teredit di film ini. Ketika adegan taksi, di trailer si supir taksi sempat bertanya kepada McClane ‘are you a cop?’ di film adegan ini tidak ada. 
Yang membuat Die Hard kelima cukup seru adalah twist yang hilang di Die Hard 4.0, iya sih twist itu cuma ada di film kedua dan ketiga tapi tetap saja itu bagian yang cukup berkesan dan bisa memuaskan dahaga di film kelima ini. 

Ada seorang teman yang bilang A Good Day to Die Hard ini film yang booooring, membosankan, bahkan ia menyesal membayar 40 ribu untuk menonton film ini. Ada juga yang bilang film ini bagus kok. Yah, itu kan pendapat masing-masing manusia, film ini cukup menghibur kok sebenarnya asal nggak high expectation saja. Bisa dimengerti kenapa ada yang bilang film ini boring karena memang ada beberapa momen yang terlalu bertele-tele dan mungkin cerita yang ‘standar’ untuk film action masa kini. Gue masih rela membayar 40 ribu lagi untuk menonton lelaki paruh baya yang susah mati ini beraksi lagi di Die Hard 6, yippikaye motherfucker!!

No comments:

Post a Comment